Kisah Mistis Jembatan Bulu Sragen
Kisah Mistis Jembatan Bulu Sragen
Sepintas tidak tersedia yang menarik dari jembatan yang berada di perbatasan Dukuh Maron dan Dukuh Bulu di Desa Karanganyar, Sambungmacan, Sragen. Jembatan penyeberangan Sungai Kenatan sama seperti jembatan desa pada umumnya. Namun, siapa sangka tersedia cerita mistis yang menarik disimak di balik pembangunan jembatan selama kurang lebih 20 mtr. dan lebar kurang lebih empat mtr. itu.
Jembatan Bulu dibangun pada 1998 oleh Kepala Desa Karanganyar yang kala itu dijabat oleh Joko Widodo, 69. Pembangunan jembatan itu dijalankan kala Indonesia dilanda krisis moneter atau pada jaman runtuhnya Orde Baru. Di sedang situasi ekonomi yang serba sulit, Joko Widodo tidak menghendaki menunda pembangunan Jembatan Bulu.
Sebagai kepala desa, ia jadi kasihan bersama dengan warganya yang perlu memutar arah atau rela menyeberangi Sungai Kenatan untuk menuju pasar atau menuju ladang mereka. Karena pembangunan Jembatan Bulu itu udah direncanakan jauh-jauh hari, Joko Widodo tidak berpikir untuk menunda pembangunannya.
“Saya tidak ingat berapa dana yang dipakai untuk membangun jembatan itu. Karena dibangun secara swadaya, cost yang diperlukan tidak besar,” kenang Joko Widodo kala berbincang bersama dengan Solopos.com di rumahnya, Kamis (7/1/2021).
Kisah mistis singgah kala pembangunan jembatan itu akan dimulai. Pada malam hari sebelum saat jembatan dibangun, debit air Sungai Kenatan tiba-tiba bertambah. Tingginya intensitas hujan di area hulu mengakibatkan Sungai Kenatan penuh air.
Kisah Mistis Jembatan Bulu
Padahal, proyek penggalian fondasi jembatan akan di mulai pada keesokan harinya. Joko Widodo pun berikhtiar sehingga air di Sungai Kenatan lekas surut sehingga tidak mengganggu proses pembangunan.
Salah satu ikhtiar yang dijalaninya ialah bersama dengan kungkum atau berendam diri di sungai itu selama berjam-jam pada malam hari. “Saat saya kungkum, ketinggan airnya sampai satu leher. Itu adalah keliru satu ikhtiar yang sanggup saya laksanakan sebagai orang Jawa,” papar Joko Widodo.
Ajaibnya, keesokan harinya, air di Sungai Kenatan terlampau surut. Bahkan, dari dasar sungai itu, warga menemukan banyak pasir. Kemungkinan pasir itu dibawa oleh arus air yang lumayan deras semalaman. Pasir itu menjadi berkah bagi warga sekitar.
Pasir itu lumayan melimpah. Warga tidak perlu membeli pasir untuk membangun jembatan dikarenakan pasir itu udah tersedia bersama dengan sendirinya. Dengan begitu, anggaran pembangunan jembatan itu sanggup lebih hemat. Oleh karenanya, warga kurang lebih yakin tersedia kekuatan mistis yang mendukung warga membangun Jembatan Bulu itu secara swadaya.
“Nuansa mistis memang tidak terlepas dari Jembatan Bulu. Di dekat jembatan bulu itu terdapat masjid yang di belakangnya terdapat banyak makam tua. Konon, orang-orang yang dimakamkan di sana adalah ulama dari Keraton Surakarta,” paham Samin, warga Desa Karanganyar.